semburat merahnya sangat menggugah selera, bahkan untuk menyeduh teh cukup mempesona. dimana angin pantai juga mengagitasi untuk terus berelaborasi dengan alam.
senja memang menawan namun malam cukup kejam, merenggut dengan penuh syahwat kebingaran, persetan apa ini ?!
harusnya lebih lama tinggal, untuk memuaskan mata-mata lelah yang selalu berkutat pada lembaran tuntutan dunia.
dan juga suguhan bintang malam itu tak lebih indah dari rona senja, agak redup, dan mati disana sini. lelah, mungkin.
lalu pada masanya, surya pagi tertawa pada dunia. pada pak tani yang mengayunkan cangkul di sawah, pada bu guru yang berangkat ke sekolah. selamat pagi penghuni bumi ! sapanya, renyah.
Satu tanggapan untuk “rona senja”